Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Sumber Belajar

Ide kreatifnya adalah dengan memanfaatkan “Barang Bekas”, yaitu bekas kemasan barang-barang belanjaan sebagai sumber belajar. Dia mengajak anak-anak mencari beraneka-ragam “Barang Bekas”. dari lingkungan sekitarnya untuk digunakan sebagai media belajar di kelas.

“Saya meminta anak-anak untuk mencari beraneka macam “Barang Bekas”. dari lingkungan sekitar rumahnya untuk digunakan sebagai media belajar di kelas.” Begitu kata bu Etik menjelaskan. “ “ Barang-barang tersebut lalu saya beri label harga dengan bilangan sesuai dengan tingkat berfikir siswa kelas III.” lanjutnya. ”Misalnya Pasta Gigi harganya Rp. 173,- Lalu Neozep harganya Rp. 79,- dan seterusnya. Jadi bukan haraga yang sebenarnya. Kemudian barang-barang tersebut saya atur hingga menyerupai ”Toko” atau ”Mini Market”. Selanjutnya anak-anak saya minta untuk berbelanja, dan menjumlah berapa jumlah harga barang belanjaan mereka hari itu. Jika mereka membayar dengan uang ”sekian” misalnya, mereka akan dapat menghitung uang kembaliannya. Jadi dengan demikian saya telah membuat mereka belajar dan berlatih operasi hitung ”penjumlahan dan pengurangan” Begitu penjelasan bu Etik. “Saya lihat mereka begitu antusias dan bersemangat dalam belajar, dan hasil kerja mereka hampir semuanya benar. Media yang cocok dapat meberi gairah pada mereka untuk belajar dengan mudah, murah, dan menyenangkan. ” lanjut bu Etik lagi.
Ketika ditanya apa
keuntungan menggunakan media belajar seperti ini, ia menjelaskan bahwa banyak keuntungan yang dapat diambil dari kegiatan ini, diantaranya ialah :
Dengan Sumber belajar/ media pembelajaran seperti ini, anak-anak menjadi lebih aktif dan antusias dalam belajar.
Banyak pengalaman belajar yang dialami siswa, misalnya : mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, mengalami sendiri menghitung biaya belanjanya.
Pengalaman lain yang didapat siswa , misalnya:
Mengamati, Meneliti, Memilih, Bertanya-jawab, Berdiskusi , Saling menjelaskan, menghi tung, Menjumlah, Mengurang kan, Mempresentasikan, Menuliskan, Mengekspresi kan, Menyimpulkan, dan lain-l ainnya.
Lebih merangsang dan menantang.
Mudah dilaksanakan, baik dari sisi permainannya maupun pencarian medianya.
Murah, mudah, meriah.

Begitulah jika guru mau lebih kreatif. Semua yang sulit menjadi mudah. Harapan kita semua, guru-guru di Gugus 01 Kertosono bisa lebih kreatif lagi.

date Minggu, 14 Februari 2010

0 komentar to “Warta Luhur 2”

Leave a Reply: